Deras hujan yang begitu deras membasahi tubuh manis,
rambut basah berkilau di bawah kios pasar,
seluruh tubuh meronta dalam kedinginan yang dalam,
"Hujan yang indah..".
Suara itu keluar dari bibir yang mengkerut kedinginan.
Air yang terus turun membawa sejuta cerita pada hujan kenangan,
dalam sebuah kerinduan yang telah terbuka pada hujan malam ini.
"Aku rindu kamu...!!!".
Bibir itu berkata lagi dengan gugup kedinginan.
Bayang samar di ujung lorong pasar di warung,
dua anak manusia bersatu dalam kebersamaan,
begitu ramai tawa dan cerita dalam kebersamaan.
Melupakan hujan yang dingin menusuk tubuh,
bayangn yang indah pudar di hapus hujan.
"Dimana kamu sekarang..??".
Kembli bibir itu terucap.
Petir menyilaukan pandangan di ujung lorong pasar.
Terlihat kebersamaan itu terdiam,
seperti di dera sesuatu yang menyakitkan,
canda tawa itu berubah tangisan seperti hujan yang deras.
"kenapa semua ini terjadi...?".
Suara itu keluar bersama tetesan air mata yang panas,
pikiran mulai melayang di tragedi itu bersama melayangnya kertas usang.
Tangisan dan ketak percayan yang begitu dalam,
perpisahan yang tak di inginkan
"Aku harus pergi...".
Suara itu seperti petir yang baru saja memekakan telinga.
Cerita yang tak pernah terlupakn dalam sepi,
semua hilang di makan waktu yang tak dinginkan,
dari suara hujan yang lebat terdengar suara yang beitu dalam
"Ma'af kan aku,inlah takdir kita..!!".
Semua mulai samar di kabut hujan,
hilang dan hilang
Tapi ada kata yang memperkuatkan hati.
"Jodoh di tangan Yang Satu,yakin dan percayalah,
kalau jodoh,kita akan pasti bersama".
Itulah yang harus di pahami.
Hujan pun mulai reda,bersama redanya cerita lama,
cerita yang selalu bercerita untuk do'a di ujung malam.
0 komentar