Di atas penantian yang tak berujung ku memulai.
Di atas penuh cerita yang selalu di uraikan.
Menyandarkan diri di setiap sepi yang selalu berduka.
Meraba ke angkuhan hati selalu ingin di satu.
Tak pernah habis detik penantian ketika bersama,
berbunyi pun hanya resah kekuatan mata basah,
menurunkan segala ke hampaan yang penuh derita,
melayang di kertas putih yang berdiam sunyi,
"Anak ku...".
Selalu itu di ucap di atas puing beton tempat untuk selalu berharap,
berkerja dalam ingin memberikan nafkah yang di tanggung,
selau melayang di serpihan senyum penguat hati,
hanya kekuatan dari batin yang selalu menguatkan ke cita,
untuk seorang bocah yang di lahirkan dari cinta,
di bawah terik matahari selalu menguatkan untuk kebahagian,
"Anak ku...".
Mengambang juga senyum itu yang terlihat letih di bawah tri matahari.
"Untuk mu selalu ku kuatkan untuk memetik kasih sayang itu".
Berjanji juga hati pada hati yang ingin selalu tenang bersama.
Detak jantung ingin lalu di dengar di samping bersama malam,
berdua dalam selimut batin antara ayah dan anak.
Selalu itu yang di rangkai di ruang sepi,
terpisahkan dari jarak jauh.
Jumat, 25 Maret 2011 21:37
0 komentar