Hujan membasahi seluruh denyut kota.
basah seluruh aspal membelah kota.Aku di situ.
Emperan toko, berkumpul mahluk pejalan malam,
bersama pikiran kedinginan sejuta rasa.Aku merasakannya.
Mata kedinginan terus mencoba untuk melihat,
melayang dalam sebuah rumah penuh tawa canda,
makin dingin melihat tawa canda itu menusuk tulang,
khayalan yang menyesatkan.aku luka.
Kucing pun ikut bersuara lrih di kaki ku.Anak kucing.
Terbuang di jalanan,
pisah induk atau manusia,
tak beda degan aku ini.
Tikus mengejutkan dalam kedinginan,
membawa palstik sisa makanan di bawa arus got,
berebut memperebutkan untuk penghidupan.
Aku lapar untuk kali suara perut bersuara lirih.
"Begituhkah aku harus berbuat...?".Aku tak ingin.
Terasa juga getaran para anak jalanan itu di lampu merah,
membawa pembersih kaca para pemakai jalan berduit.
Seribu.
Lima ratus.
Ma'af.
Tak di hiraukan.
Menjadi kan selalu bersemangat untuk itu.Begitukah aku..?,
di bawah toko dingin merasakan semua itu.
Berjalan bersama kehidupan kota kehidupan jalanan,
merasakan kenikmatan hidup tak di inginkan,pengalaman dalam.
Seutas senyum menyapa ku dalam samar,
memberiku sebuah kata untuk dalam hati.
"Inilah hidup kita...nikmati untuk pengalaman esok....".
Sabtu, 09 April 2011 23:10
0 komentar