/
Tertatih membawa keringat membasah
berjalan terus tanpa hiraukan kerikil tajam
berbaju kusam membalut tubuh lusuh
memilih apa yang bisa perut diam
di sisasisa pembuangan
Sekian kali kau lewat di mataku
Sekian kali pula aku merasakan hidupmu
Dari tiap langkahmu memberikanku hidup
dari tiap tanganmu mengobrak abrik sampah
Aku hidup.
Aku makan.
Semilir senyum terus itu aku tunggu di bibirmu
membuatku tak melupakan matamu
dalam anganku selalu bersamamu
bersama mengarungi pahitnya penderitaanmu
Aneh mengerumuni tanya pikiran kepalaku
tak mengerti ini hidup
Tapi.
Kesabaranmu menguatkan hatiku.
Inilah jalanmu.
Tetap bersyukur di hatimu
Di sisi itu aku membunuh keanehan kepalaku
Ya,tak ada yang aneh dalam lautan hidup
selalu tenang dalam perjalananmu
//
Pembuangan sampah ladang gandum yang ramah
biarpun dengungan lalat merayumu
namun itu kenikmatanmu untuk hidup
Pembuangan sampah rumah rezekimu
biarpun ulat belatung menari indah di matamu
namun kehalalan selalu tak jauh darimu.
///
Istri
Anak.
Menanti senyummu
Menanti belaianmu
Di saat kelambu senja membalut matamu.
Aku pun menantikanmu.
menantikan ceritamu
karna disitu aku menemukan arti hidup.
0 komentar