Seiring malam sendiri peduli
berpikir rasa ingin melewati ini
bersandar bersama tembok lembab
merasakan dingin menusuk sum-sum kelakian ingin.
Cerita lama bergentayangan
membuat selalu terulang kembali itu
terus menghantui pikiran tuan
meringis jauh suara jauh pergi
menahan tusukan berdarah kerinduan malam.
Segelas penuh hampa hambar rasa
membasahi kerongkongan hina sepi
begitu juga harapan,berbaring tikar tua
menunggu tak pasti kenyataan.
Lidah kaku tuan menyiksa
luka berdarah tuan diam
sesak dada bosan hidup sepi
tuhan tetap tertawa kebodohan.
Aku..
Pejalan malam melihat
palsu segala durhaka
begini dan begini bimbang
kali tiap malam ingin bebas
terjauh wajahku lihat keinginan terpendam
dinding lembab terasa kutulis
merasakan ini kehidupan sepi malam.
0 komentar