bersepi dalam ruang pasar tua
bersama sejuta wajah datang dan pergi
tak terkira ini cerita penuh romunsa itu
bergilir memenuhi jiwa dalam pencarian
di temani secangkir kopi tampa gula
begitu ku lihat tua itu diam di sana
sebatang rokok pun mulai bercerta
bercerita penuh tawa kadang kebencian
mata itu pun kadang berkaca penuh kenangan
di setiap umur yang di lewati setiap detik
tua itu mulai bersuara ku dengar
tak peduli nyamuk tikus berisik di sana
rokok tetap bercerita penuh ke yakinan
pada ke angkuhan masa lalu yang indah
indah mungkin pahit untuk dirasa
mungkin aku juga begitu
tua itu mulai terbatuk kebencian
anak ku...!!!
anak ku...!!!
suara pangilan itu mulai menyetak jatung
membelah ke terdiaman ku dalam lamunan
inikah tua itu yang ku cari selama ini..?
ya...?
aku mulai teringat semua yang ada
pada ke tak pedulian anak pada masa ku juga masa sesudah ku
tua itu menyapa ku...
pesan yang begitu jelas ku dengar dalam hati
"jadilah garam dan cahayah untuk orang lain,
biar selalu kita di pakai dalam hidup ini"
ku mulai merasa itu tua yang ku cari selama ini
bersama rokok dan secangkir kopi pahit
yang akan ku jalani untuk esok pencarian
masih juga aku dalam pasar tua di sudut mushola tuh
besama sejuta pesan dan nasehat dari ujung lidah para pejuang
yang telah ku lewat selama ini
tua itu di buku tambo peninggalan yang tertua
kini hanya diam tak bersuara pada zaman sekarang dan esok
di lupa dan di ganti
adat baru adat moderen kebodoh
tua itu pun terbaring dalam tanah merah.
Jumat, 04 Februari 2011 21:33
teruslah berkarya adikku, jangan berkecil hati, jika ada kritikan dan masukan dari rekan-rekan yang lain yach...^_^
iya uni,trms ya uni