Silih berganti kata datang menjawab
mata mencerna layar kecil.
Otak berkerja memberi tau,tangan bergerak,
ganti berganti huruf di injak ujung jari.
Menanti dan menanti itu harap kiriman masuk.
Tak tentu pembawa kata tersesat
alasan melapor penuh jalan
termenung sesaat jari tak bergerak
balasan hanya ucap rindu.
Pagi
"Dah sarapan..?.
Dah jangan lupa sarapan"
Siang
"Dah makan siang..?
Dah jangan telat makan siang".
Sore
"Dah mandi..?
Dah mandi dulu".
Malam datang kata meninggi
membuka segala rasa
berandai jauh jasad dekat khayalan
pujian menjadi tiap kata.
"Aku rindu kamu..!!!"
Kantuk datang kata di tutup.
Tutup menutup mimpi bertemu
"Met tidur !
Mimipi indah,mimpi aku".
Akhir kata
"Aku cinta kamu"
Pekanbaru
Terbuka pembuktian angan
terseok untuk bertahan
gersang otak
tertutup suara desak
keadilan tipu untuk tegak.
Suara sensai mencari duka
saling hancur menghancurkan kawan
biar tau ini salah benar segala
muka cari kebanggan
politik memuakkan.
Menangkan berusaha paling benar
perpecahan tawa itu kafir
berjalan akui musafir
iblis merayu neraka usir
keyakinan musnah luntur.
Kesatuan simbol kosong
biar tau satu
dalam berkeping-keping
uang segala merayu
tanah kelahiran hilang
hilang kuasa orang asing.
Pekanbaru;28072011
Hujan menghantam laki
menusuk kulit tulang
bergetar dingin tubuh laki
kerja dan kerja datang
Petir itu suara tak didengar
ingat hidup makan untuk anak
basah kuyup itu pembersih sadar
got selokan tempat tanak.
Bau dan bau itu tarikan nafas
tak peduli kuman penghancur kulit
tak peduli itu najis.
Ini hidup untuk hidup.
Detak jantung berpacu
berpacu untukmu gadis
selalu ingin menikmati ruang berdua
membuka segala tabir para pencinta.
Mari benyanyi untuk hari ini
hari hati pemuja cinta.
Pegang tanganku yang awam ini
kan kubawa dirimu menelusuri segala taman
taman tempat kita untuk selalu berdua.
Lihat itu gubuk cinta
tak lain hanya gubuk
tak ada penerang
cinta kita penerang.
Maukah seperti itu gadis ?
hidup bersama anak pengasingan
sudut pasar kumuh
gembel kehidupan untuk hidupku berharap kita bisa untuk memberi cinta.
Mereka juga punya cinta
sama seperti kita.
Mereka juga punya penerang
sama seperti kita.
Sudikah dirimu menikah denganku ?
berpesta kita bersama mereka
mereka para orang tua yang dilupakan
lupa dilupakan zaman anak mereka
mereka akan selalu menghibur kita
bermacam dongeng cinta mereka tau.
Sungguh dirimu mau itu
aku pun begitu
ini cinta kita
ini kehidupan kita.
Terucap perjanjian berdua
berasa pemuja datang berkah
kemurnian yakin itu ada
kebahagiaan tersenyum saat itu
dua tangan berjabat sumpah
setia
menjaga selalu rukun.
Ucapan.Kasih mengasihi.
Tawa.Bahagia.
Berdua bercampur pertama atau entah berapa ?.
Seperti rasa terasa seminggu itu berdua.
Setelah selesai semua dirasa seminggu
berdua hidup sendiri
mendirikan tempat untuk hidup berdua
perjanjian sumpah mulai pudar
terkikis berbagai cuaca permasalahan
sumpah serapah menggoda
pemuja berkah menjelma kata
"Perpisahan yang dinginkan disaat ini".
Pagi
Aku pemberi harapan terbangun hidup berlanjut
membuka segala usaha hidup
berbagi keinginan di mulai
bersama segala baris do'a untuk hari ini
dendang kecil berbaur nafas perjuangan
segala dimulai untuk hari ini
Siang
Aku menjadi debu berterbangan
berterbangan berbau bersatu keringat
panas mentari termasuk ke pori-pori
menjelma hitam berdaki
mengeluarkan aroma busuk berjuang
segala pertahanan dimulai untuk ini.
Sore
Aku tenaga mulai pudar tetap bertahan
segala tubuh mulai meringis pilu
mentari selalu mengobarkan untuk terus maju dan maju
segala kelelahan dimulai untuk ini
Senja
Aku air pembersih debu daki
mendinginkan segala hamparan lelah
pemberi tenang kelelahan juga ini
tubuh tenang segelas cerita senja
Malam
Aku menjadi segala persiapan harapan esok
Kadang menjadi kerinduan kesendirian
menghitung di dapat cukup untuk makan
menutup mata mulaiku rayu untuk mimpi.
Ya...
alam mimpi penghibur jiwa lelah siang
bertaburan bunga mimpi harum indah
untuk sesaat penghibur hati kehidupan pagi dimulai
"Berputar waktu
bertambah segala harapan
selalu aku hidup untuk hidup".
Nikmati udara bertuba
Nikmati darah di bibirmu
Nikmati lembam tubuhmu
Itu kejantananmu
Itu kelakianmu.
Dendam selalu terasa
pembunuh segala kelemahan
namun jangan lupa kelakian
jangan lupa kejantanan.
Mati pantang kalah
Hidup pantang menyerah
Darah tumpah bibir basah
itu kenikmatan hidup
Lembam sekujur tubuh
itu kekuatan untuk hidup.
Tegak berdiri di bara itu
bara tak pernah membunuh
bara hanya hangus tak mati
jadikan bara kenikmatan
pedih terpanggang jadikan kekuatan.
Laki tak pernah takut
Kejantanan tak pernah tangis
Kawan...
Kita jantan laki kuat untuk hidup.
Mata merah membakar tak mati
menghanguskan kulit denyut kehidupan
mengalir segala apa di makan di minum
mengalir perlahan asin penuh harapan penganti
tak kecuali berteduh ruang AC.
Perkerja awam
Buruh segala buruh
Kehidupan jalanan segala kehidupan jalanan
Merasa segala basah.
Tiap detik mulut bersuara
"Panas...panas...panas...!!!
Segelintir yang lain bermantera
"Hujan...hujan...hujan...!!!
Berterbangan segala kata seperti do'a.
Kau lelaki.
bukan lelaki.
aku orang di buang.
berulat pecundang.
Kau cinta.
bukan cinta.
aku hati hitam busuk.
bau mematikan tusuk.
Kau pengembara.
iya, pengembara.
aku pengembara malam.
malam dingin suram.
Kau pasar.
iya, pasar.
aku anak pasar hidup.
hidup bersama gila hidup.
Kau dungu.
bukan dungu.
aku dungu melawan.
melawan kebodohan.
Kau mati.
bukan mati.
aku hidup kepahitan.
kepahitan tetap bertahan.
Kau penipu.
iya penipu.
aku penipu untuk awam.
awam ingin tau alam.
Kau sejarah.
iya sejarah.
aku sejarah dalam adat.
adat hidup penuh padat.
Kau haus.
iya, haus.
aku haus tarian duka.
duka pemberian luka.
Kau lupa.
iya, lupa.
aku lupa penuh ingin tau.
ingin tau dalam pilu.
Lelaki.
Cinta.
Pengembara.
Pasar.
Dungu.
Mati.
Penipu.
Sejarah.
Haus.
Lupa.
Itu duniaku....!!!
Itu aku selalu hidup...!!!
Detak jantung siang,itu panas.
beramburan raga mencari duka.
setengah itu lautan berangan tuntas.
jauh di seberang ibu ratapan pantas.
Sekian dulu peluh,untuk perjuangan
nafas naik turun suara semen di aduk.
otot terus mengambang perih ingin.
bapak disini untuk anak berpeluh.
Tetesan peluh bergema jatuh lantai atas.
membentuk bercak kehidupan dulu.
tertawa istri pelukan besama anak.
makan bersama meja keluarga.
cerita lama pudar,
terbakar kesombongan hidup.
Tangisan anak hapus senyum.
istri merayu cerai dekat.
melepuh kebahagian malam
pulang kosong sendiri.
tak ada lagi apa senyum.istri anak.
itu rayu pengoda ke putus asaan.
ini hidup terus berjalan.
si laki terus berjuang.
trik matahari.
Semen.
Pasir.
Kerikil..
Besi angker.
keluarga kini di rasa.
panas matahari pemberi arti