Berkilau tubuhmu putih
Mata indah tajam
Menari riang diatas pungung
gaduh
Sekalisekali matamu
meluka
Tak penting itu.
Gemuruh perapian
tempat membentukmu
Di pukul merah bara
saat itu
Berpeluh matamu
Di rendam di air
penyucianmu
Di pukul lagi masuk
bara lagi
Dirimu tetap diam
Itu proses kelahiranmu
Di pengasahan makin
tajam matamu
Jangan coba sentuh
matamu
Darah luka menganga
tiap sentuhanmu
Maut bersamamu
Tak peduli itu
Bunuh membunuh bukan
kerjamu
Kerja siapa?
Kerja yang
mengenggammu
Lihat kini dirimu
Putih berkilau
Di dapur rumahmu
Bias juga irisanmu
membisu
Di perlu
Di asah
Matamu berguna
Aku lupa
Dendam juga
membutuhkanmu
Matamu basah memerah
Aku lupa
Kadang kilaumu
menakutkanku
0 komentar