Menerpa syair kelam para penari gundah
membelah tanah suci berwarna penuh
derap langkah mulai terbentur penistaan
sekilas senyum tetap bertahan di ufuk penantian
Segelas perjanjian mulai terasa pahit
menusuk pikiran dalam kembang penat
anakanak menabur bunga kematian nisan
begitu bergemuruh emosi sesak dada insan
Tawa luka
sekedar pengisi katakata
begitu malam membisikan troma
Katakata ku bahkan tak bernilai
pada kelopak bunga yang telah kuberi
0 komentar