Tiga nyawa awal pemberitaan
selalu malam tumpuan bersadar
menikmati segelas buah pahit olahan hidup
melayang mabuk jiwa sendiri.
Nyawa satu
igaun malam sakit jiwa
melayang sakit tubuh menjalar
ingatan terpandu sakit gula parah
tempat tidur kapal pecah di hantam gelombang.
Nyawa dua
tertidur pulas kerinduan
mimpi melunasi hutang perdagangan
istri jauh diseberang memangku anak berdua
berkerinduan bercampur baur keinginan bersama
tapi...
segala ke inginan terbatas dinding keras kehidupan
malam diam tak menjawab kata.
Nyawa tiga
sibuk berenang di samudra kata
sok sangup berenang mencari mutiara
tak tau apa yang di tulis
habis pena tak menentu
menyelami kebahagian
menyelami kehampaan
menyelami kesedihan
menyelami kebodohan
hanya jadi sampah dalam tulisan
itu aku sok penulis.Akui itu.
Tutup cerita tiga nyawa
tutup buku usang tak berguna
itu ku tulis di atas kebodohan hidup
Ya...!!!
penulis awam.
Kamis, 16 Juni 2011 17:30
0 komentar