ku merindukan lagi saat kita bersama di jalanan…
berjalan tampa tujuan tak pasti kita lewati…
berdua mengirup debu jalanan yang penuh kebohongan…
berjalan di aspal panas membakar telapak kaki kita…
tak pernah kita mengeluh apa pun yang kita jalani…
ku merindukan lagi saat kita bersama malam…
duduk berdua di tepi sungai tercemar keserakahan…
melihat air keruh penuh ke busukan hati…
kadang bangkai mati karna janji palsu kita lihat terapung-apung…
di saat itu ku melihat air mata mu mengalir membasahai pipi mu…
tidur bersama di rumah kayu tua…
di saat itu kau mulai membuka harapan-harapan mu…
berkata dengan penuh yakin…
bila ku mati dan di hidupkan kemabali,ku ingin jadi nyamuk…
kan ku isap darah para pemberi janji palsu…
lalu ku tularkan mereka penyakit yang tak ada obatnya…
mati perlahan-lahan di pengasingan..
kata-kata itu terus kau sebutkan sampai kita terlelap…
kini ku tinggal sendiri di rumah kayu tua…
bersama kenangan-kenangan yang kita ukir bersama…
ku akan terus mengenang mu…akan terus berjuang di jalanan…
terus menceritakan harapan-harapan mu…
pada anak-anak jalanan yang terus berjuang di jalanan…
untuk semua anak-anak jalanan,berjuang terus jangan menyerah”.
pekanbaru;di jalanan
sumber gambr :
situsguru.wordpress.com
pernah diposting :
.kompasiana.